Your Ad Here

Wednesday, June 13, 2012

Bos Bersahabat tapi Berwibawa

Bos Bersahabat tapi Berwibawa
Tak ada salahnya bagi atasan untuk bersahabat dengan bawahan. Namun, jika salah bersikap Anda pun bisa dianggap tidak berwibawa. Menjadi atasan yang bersahabat boleh jadi merupakan salah satu gaya kepemimpinan ideal yang dibutuhkan tim Anda. Namun perhatikan rambunya.

Kalau Anda baru saja mendapatkan promosi menjadi manajer, tak perlu langsung memutuskan pertemanan dengan rekan kerja yang kini menjadi bawahan Anda. Manajer yang kaku dan galak sudah ketinggalan zaman.

Sebagai manajer, Anda juga tak bisa bekerja sendirian. Perlu dukungan dari bawahan. Untuk itu, buatlah agar bawahan menghargai dan percaya pada Anda melalui pendekatan yang tulus dan jujur. Berteman dengan bawahan adalah cara efektif untuk meningkatkan produktivitas karena bawahan akan senang dan bersemangat bekerja dengan Anda.

Namun ingat, tetap buat batasan mengenai apa yang bisa Anda lakukan dan bicarakan dengan bawahan. Hati-hati, jangan sampai membocorkan sesuatu yang sifatnya rahasia perusahaan.

Jangan pula terlalu jauh membicarakan hal personal atau pun bersikap hilang kendali di hadapan bawahan. Misalnya, mabuk berat hingga berdansa di atas meja. Hal itu bisa merontokkan wibawa Anda. Selain itu, bersikaplah asertif, beranilah berkata tidak.

Dengan menjalani rambu-rambu tersebut, Anda tetap bisa menganggap staf sebagai teman namun tetap memegang kendali. Anda pun terhindar dari masalah menjadi bos baik yang kehilangan wibawa, dengan tanda-tanda seperti ini:

  • Sering terlibat terlalu dalam dengan masalah pribadi bawahannya.
  • Terlalu banyak menghabiskan waktu untuk pendekatan personal.
  • Performa buruk di mata perusahaan, namun disukai oleh bawahan.
  • Sering dimanfaatkan oleh banyak pihak, termasuk bawahannya.
  • Sulit mengambil keputusan, terutama jika ada perbedaan antara kebijaksanaan perusahaan dan keinginan pegawai.


Sumber : KOMPAS.com

0 comments:

Post a Comment