Your Ad Here

Friday, June 1, 2012

Tinggal di Negara Tropis Rentan Berjerawat

Tinggal di Negara Tropis Rentan Berjerawat
Jakarta - Jerawat mudah muncul di kalangan pubertas. Hal itu membuat berkurangnya rasa percaya diri. Tinggal di negara beriklim tropis, jenis kulit dan polusi udara menjadi salah satu penyebab jerawat.

Menurut Dr. Suksmagita Pratidina, Sp.KK, iklim tropis dan lembap membuat tubuh lebih mudah berkeringat. Kelenjar keringat bekerja super-aktif. Di usia yang sangat aktif usia remaja juga mengalami risiko berjerawat lebih tinggi.

“Jerawat mudah timbul pada pria dan wanita menginjak usia pubertas, yakni 15 sampai 19 tahun, sebanyak 90 persen,” kata dokter yang praktek di RS Puri Indah ini.

Jerawat merupakan peradangan kronis dari folikel pilocebaceous--salah satu kelenjar kulit--disertai penyumbatan dan penimbunan keratin. Ini ditandai munculnya komedo, papula-komedo yang pecah, pustula-bentuk padat yang lunak, nodula-penonjolan kulit lebih besar dari komedo pecah, dan kista-jaringan parut.

Banyak faktor penyebab jerawat atau acne vulgaris, yakni genetik, hormonal, faktor makanan, psikis, keaktifan dari kelenjar keringat, infeksi bakteri, dan faktor musim tempat tinggal.

Acne tidak cuma jadi masalah bagi orang yang hidup di daerah yang memiliki iklim tropis dan tipikal kulit cenderung berminyak. Namun di beberapa daerah tanpa dua kondisi di atas,orang juga dapat terjangkit jerawat.

Urusan jerawat ini pernah menjadi materi yang didiskusikan pada seminar internasional Regional Conference of Dermatology (RCD) yang berlangsung di Westin Resort, Nusa Dua, Bali, pada 2006.

Ternyata jerawat yang menjadi materi diskusi tidak hanya menjadi masalah bagi mereka yang hidup di iklim tropis atau bagi yang memiliki tipe kulit berminyak. Di negara non-tropis juga bisa terjangkit jerawat.

Dr. Cheong Wai Kong, konsultan dermatologi RS Ren Ci, Singapura, dalam makalahnya Trends and Management of Acne in Asean, menyebut acne vulgaris kerap dijumpai oleh dokter spesialis kulit.

Di negara Asia Tenggara ada sampai 40 persen kasus jerawat. Di Filipina ada 50 persen kasus jerawat dan di Indonesia pada 2002 dan 2003 saja tak kurang 23,6 persen penderita acne dan 23,8 persen pada tahun 2003.

Faktor eksternal seperti sinar matahari terik, debu, dan kotoran merupakan penyebab jerawat. Meski demikian, bukan berarti remaja harus membatasi aktivitasnya agar tidak berjerawat. Yang harus dilakukan, kata Suksmagita, selalu rajin membersihkan wajah setiap beraktivitas, dengan menggunakan pembersih wajah menyesuaikan tipe kulit.

Faktor internal dapat pula menimbulkan jerawat, seperti gangguan hormon. Selain faktor-faktor tersebut, diketahui ada banyak penyebab jerawat lainnya, seperti pemakaian bahan kosmetika yang tidak sesuai, serta stres.

Untuk mereka yang telanjur berjerawat, Suksma menganjurkan menggunakan krim mengurangi peradangan. Krim bentuk roll-on yang mudah dibawa ke mana-mana menjadi pilihan karena langsung dioles ke jerawat, setelah membersihkan wajah.

Penyanyi remaja dan mahasiswi, Tasya Kamila, 19 tahun, mengaku wajahnya sering terpapar polusi dan sinar matahari. Tapi dia berusaha menjaga kebersihan wajah dan menjaga gaya hidup seperti, menghindari makanan pedas dan kacang-kacangan. Ia juga mencoba disiplin berolah raga secara teratur dan mengkonsumsi makanan mengandung serat dan vitamin C, ”Saya juga tidak begadang karena bisa timbulkan jerawat dan kulit kusam,” tutur Tasya.

Dari pengetahuannya tentang kulit wajah, ia memilih merawat wajah dengan produk dari bahan anti bakteri salicylic acid yang akan mengurangi minyak di wajah, dan ekstrak blueberry untuk regenerasi kulit serta menyamarkan bekas jerawat.

Sumber : TEMPO.CO

0 comments:

Post a Comment