Tak punya uang tunai untuk membayar tagihan belanja atau menjamu relasi di restoran, tak perlu khawatir karena si kartu mungil kartu kredit bisa jadi penolong. Kartu kredit sekarang ini memang seolah jadi andalan untuk memecahkan masalah keuangan, dan menjadi pemuas kebutuhan seseorang untuk membeli semua barang yang diinginkan.
"Kartu kredit sebenarnya adalah media pengganti uang tunai, dan bukan alat untuk menumpuk utang karena pembelanjaan berlebihan," tukas Steve Marta, General Manager Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI), saat peluncuran situs pengelolaan keuangan di Plaza Senayan, Jakarta, Selasa (05/06/2012) lalu.
Pengguna kartu kredit di Indonesia sampai bulan Februari 2012 lalu sudah mencapai 14,5 juta orang. Sedangkan rasio perbandingan perempuan dan laki-laki sebagai pengguna kartu kredit adalah 1:4. "Tapi sekarang ini rasionya sudah semakin kecil, karena para perempuan sudah semakin banyak yang punya kartu kredit," tukasnya.
Diakui Steve, kartu kredit ini sebenarnya bertujuan untuk mempermudah kehidupan seseorang sehingga tidak perlu membawa uang tunai dalam jumlah yang besar. Selain itu, juga untuk memperkecil risiko kehilangan uang tunai. Sayang, dalam perkembangannya sekarang ini kartu kredit ini justru beralih fungsi menjadi alat untuk memenuhi hasrat belanja, dan kegiatan konsumtif lain yang berakibat pada utang yang menumpuk di bank. Selain itu, banyak juga orang yang menganggap bahwa kartu kredit adalah bagian dari gaya hidup yang modern (sehingga merasa harus memilikinya).
Selama ini perempuan sering dianggap lebih konsumtif, terlihat dari pemakaian kartu kredit yang semakin aktif. Namun, menurut Steve laki-laki dan perempuan sebenarnya memiliki sifat konsumtif yang sama ketika menggunakan kartu kredit. Yang berbeda hanyalah frekuensi penggunaan, dan benda-benda yang dibelanjakan. Perempuan lebih sering menggunakan kartu kredit untuk membeli barang-barang fashion, sedangkan pria membeli gadget dan makan di restoran.
Selain itu, perbedaan perilaku perempuan dan laki-laki dalam penggunaan kartu kredit ini terlihat dari frekuensi penggunaan kartunya. Ia mengungkapkan bahwa perempuan lebih sering menggesek kartu kreditnya untuk membeli barang-barang yang diinginkannya. Pria jarang menggesek kartu kredit untuk berbelanja, tapi sekali pakai biasanya mengeluarkan jumlah yang cukup besar. Ibaratnya, dalam satu bulan perempuan bisa menggunakan kartu kredit antara lima sampai tujuh kali untuk membeli barang yang berbeda, sedangkan pria hanya satu kali menggesek namun jumlahnya jauh lebih besar.
Tak salah jika Anda sering menggunakan kartu kredit, namun ingatlah bahwa kartu kedit bukan sumber pendapatan tambahan. "Seharusnya ketika menggesek kartu kredit untuk belanja, Anda juga sudah menyiapkan uang untuk membayar belanjaan ini. Sah saja menggunakan kartu kredit, tapi karena ini bukan kredit umum, Anda harus membuat planning untuk pembayarannya," jelasnya.
Selain kedisplinan diri untuk menggunakan kartu kredit dengan bijak, diperlukan juga adanya sistem edukasi dari institusi bank penerbit kartu kredit untuk memberikan petunjuk dalam mengelola penggunaan kartu kredit. "Sebaiknya bank juga tidak hanya mengeluarkan dan menyetujui aplikasi kartu kredit saja, tetapi juga memberikan edukasi pada pengguna agar tidak konsumtif dan kreditnya tidak macet (karena tidak membayar utang)," sarannya.
Sumber : KOMPAS.com
0 comments:
Post a Comment